Powered By Blogger

Rabu, 16 November 2011

litle by litle

Chord and Guitar Tab

Little by Little - Kanashimi Wo Yasashisa Ni (Ost Naruto)














































































































































































Song Title...............:
Kanashimi Wo Yasashisa Ni (Ost Naruto)
Artist/Band............: Little by Little
Guitar Chord by.... : Mr. Chord

chord

Free Guitar Chord Chart

Here is a free guitar chord chart that you can print or download.
Scroll down for even more chord charts you can use to learn guitar.

free guitar chord chart

Guitar Chord Chart

chord chart for guitar
(credit to Reddit user nrs5813 for putting this awesome chart together!

Comments

komunikasi

Untuk berkomunikasi secara efektif kita tidak bisa hanya menyatakan apa yang kita terima melalui pancaindra, menuangkan pikiran, perasaan dan kemauan kita dalam bentuk perkataan atau tulisan, serta menjelaskan tindakan kita. Kita perlu belajar berbicara untuk diri kita sendiri dengan menggunakan kata ganti "aku, saya, -ku", atau menggunakan apa yang dinamakan pesan aku, bukan pesan kamu. Misalnya, "Saya saat ini masih harus menyelesaikan tugas ini dahulu. Bagaimana kalau kita membicarakannya setelah makan malam nanti?" "Saya ingin memikirkannya dahulu." "Ini harapanku." Dengan berbicara untuk diri sendiri bukannya kita lebih mementingkan diri sendiri, tetapi kita sendiri bertanggung jawab atas apa yang kita katakan. Setiap pribadi bertanggung jawab sendiri atas perkataannya sendiri. Dengan menggunakan pesan aku kita tidak membuat orang lain salah paham, bahkan marah, karena sebenarnya kita justru menghormati orang lain.
Dengan pesan aku orang lain tidak berbicara untuk kita. Banyak orang memunyai perasaan tidak senang karena haknya dilanggar bila orang lain berbicara untuknya. Orang dapat merasa dirinya dituduh bila orang lain berbicara untuknya. Misalnya "Anda tidak mendengar apa yang saya katakan!" akan dijawab dengan jengkel, "Jangan bicara sembarangan! Saya mendengarkan dengan baik!" "Itu sesungguhnya bukan apa yang kaukehendaki." Pernyataan seperti itu mungkin akan dibalas dengan agak kesal, "Tidak! Justru itulah yang kukehendaki."
Kedua, untuk berbicara secara efektif, kita perlu mengatakan dengan jelas kepada orang lain apa yang kita lihat, dengar, cium, raba, dan rasakan, termasuk segala sesuatu yang nyata dan informasi yang kita terima dari sumber lain. Misalnya, "Saya melihat lingkaran hitam di sekitar mata Anda pagi ini. Kelihatannya Anda lelah. Saya lihat Anda telah bekerja sangat keras dalam seminggu ini." Cara berkomunikasi dengan memberitahukan apa yang kita terima melalui pancaindra kita, membuat pesan kita lebih jelas dan lebih dapat diterima.
Ketiga, orang yang berbicara secara efektif mengungkapkan pikirannya, yaitu apa yang menjadi kepercayaan, tafsiran, dan pengharapannya. Misalnya, "Saya kira ini sangat penting." "Saya harap Anda menyukainya."
Keempat, orang yang membagikan perasaannya kepada orang lain akan lebih efektif dalam berkomunikasi dibandingkan dengan orang yang selalu memendam perasaannya. Bila kita menyatakan perasaan kita secara langsung, perasaan itu dapat lebih dimengerti oleh orang lain. Misalnya, "Saya sangat gembira dengan cara kita mendekor tempat ini." "Saya sangat kecewa akhir-akhir ini Anda terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga kita sama sekali tidak ada waktu untuk berkomunikasi." Perlu diperhatikan bahwa mengungkapkan perasaan tidak sama dengan menyatakan pikiran. Kadang-kadang perasaan dapat dinyatakan dengan bahasa non verbal, tetapi ini kurang efektif karena kurang jelas dan tidak ada kesempatan untuk berdiskusi.
Kelima, untuk berkomunikasi secara efektif kemauan dan keinginan kita perlu diungkapkan. Dengan demikian diharapkan orang lain dapat mengerti secara langsung apa kemauan kita untuk menjadi, melakukan, atau memiliki. Misalnya, "Pekerjaan ini menuntut Anda sering keluar kota. Saya dan anak-anak sangat kehilangan Anda dan merasa kesepian. Bila memungkinkan saya harap Anda dapat pindah pekerjaan." "Saya harap kita berdua dapat sungguh-sungguh saling memercayai." Dengan mengungkapkan kemauan, suami atau istri dapat mengetahui dengan jelas apa yang dikehendaki oleh pasangannya dan mungkin dapat membantu realisasi kemauan mereka berdua.
Keenam, komunikasi yang efektif mengungkapkan dan menjelaskan tindakan. Tindakan yang diungkapkan itu dapat berupa tindakan yang telah lampau, saat ini sedang dilakukan, atau tindakan yang akan datang. Misalnya, "Maaf, tadi saya sedang memikirkan apa yang terjadi di kantor, jadi saya tidak mendengar apa yang Anda katakan. Tolong saya diberitahu sekali lagi." Menyatakan tindakan juga mengutarakan kita sadar akan tingkah laku kita. Hal ini menunjukkan kita menghomati orang lain. Demikian juga kalimat "Saya menguap terus karena saya baru tidur pukul dua pagi. Saya bukannya bosan dengan pembicaraan kita" akan mengurangi kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
Komunikasi yang menggunakan keenam cara ini pesannya dapat disampaikan dengan jelas dan sempurna. Dalam komunikasi yang penting bukan berapa panjang pesan kita, tetapi berapa jelas pesan yang kita sampaikan. Mungkin dengan mengombinasikan dua Cara atau lebih, pesan kita dapat dimengerti oleh orang lain dengan lebih jelas.
Yang tidak kalah pentingnya dalam komunikasi adalah mendengar. Suami atau istri yang sungguh-sungguh mendengar apa yang dikatakan pasangannya, bisa mengerti apa pikiran, perasaan, kemauan, dan tindakan pasangannya. Sebagai pendengar yang baik kita berhenti sejenak dari kegiatan yang sedang kita lakukan, menatap mata orang yang berbicara kepada kita, dan mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakannya.
Suami istri yang mendengarkan dengan baik, memberi kesempatan pada pasangannya untuk berbicara sampai selesai. Pembicaraan pasangannya tidak dipotong di tengah jalan dengan mengatakan, "Sudahlah! Cukup! Saya sudah mengerti kemauanmu dan apa yang akan Anda katakan" lalu cepat-cepat pergi. Orang yang berbicara seperti ini sering kali dapat memicu kesalahpahaman dan ketidakpuasan. Dia akan dijawab dengan kesal, "Hem ... Bagaimana kau dapat mengerti kalau mendengar penjelasan saya sampai selesai saja tidak mau!"
Pendengar yang baik aktif berpartisipasi dengan apa yang dikatakan orang lain. Dia bertanya bila merasa kurang jelas, memberikan reaksi dan tanggapan tentang apa yang dia dengar, serta orang lain diperhatikan dengan serius. Bila Anda berusaha berkomunikasi seperti disebutkan di atas, maka tunangan Anda dan kelak pasangan Anda akan merasa lebih dimengerti, lebih diperhatikan, dan komunikasi yang lebih terbuka dalam keluarga Anda dapat dijalankan.

isi


BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu dan teknologi sangat berpengaruh terhadap kemajuan bisnis di sektor pemerintahan dan swasta, mereka bersaing untuk meningkatkan profesionalisme di perkantoran, perbankan, industri pabrik, perhotelan, asuransi, dunia pendidikan dan lain-lain.

Suatu bisnis memerlukan dukungan manajemen yang tepat untuk kelangsungan usaha tersebut baik dalam bidang jasa maupun produk. Untuk mengelola manajemen diperlukan informasi yang teliti, tepat, dan cepat, salah satu informasi yang penting bagi dunia bisnis.

Kegiatan operasional pada PT. Angkasa Pura II (Persero) sangatlah tergantung pada Pelayanan Jasa Penerbangan Pesawat Udara (PJP2U). Karena bentuk Janis usahanya adalah kebandarudaraan, maka sangat ketelitian dan ketepatan dalam bekerja dan untuk lebih meningkatkan kenyamanan dan keamanan bagi penumpang pesawat. pelayanan yang baik akan membuat perusahaan lebih maju.


B.     PERUMUSAN MASALAH

Pembahasan laporan ini sangat menitikberatkan pada aspek-aspek kenyamanan dan keamanan pada penumpang pesawat yang dikelola PT. Angkasa Pura II (Persero).
Adapun perumusan masalah yang akan penulis uraikan adalah sebagai berikut :
  1. Apakah sistem yang dipakai dalam PJP2U (Pelayanan Jasa Penerbangan Pesawat Udara) sudah berjalan dengan baik?
  2. Apakah manfaat PJP2U (Pelayanan Jasa Penerbangan Pesawat Udara) bagi perusahaan?
  3. Mengapa sistem PJP2U (Pelayanan Jasa Penerbangan Pesawat Udara) harus diterapkan bagi perusahaan?
  4. Adakah kesalahan yang sering terjadi pada PJP2U (Pelayanan Jasa Penerbangan Pesawat Udara) ?
  5. Mengapa sistem PJP2U (Pelayanan Jasa Penerbangan Pesawat Udara) harus teliti, tepat dan cepat dalam pokok permasalahan?

C.     PEMBATASAN MASALAH

Agar penulis tidak keluar dari jalur dalam pembahasan, maka penulis membatasi tentang sistem identifikasi masalah diatas. Adapun pembatasan masalah penelitian ini yaitu :
  1. Pengaruh proses PJP2U (Pelayanan Jasa Penerbangan Pesawat Udara) terhadap motivasi kerja karyawan.
  2. Motivasi kerja karyawan untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pada setiap penumpang pesawat sudah masksimal atau belum?
  3. Apakah proses PJP2U (Pelayanan Jasa Penerbangan Pesawat Udara)  pertahunnya akan mengalami perubahan atau akan tetap dengan proses pelayanan yang sedang dijalankan?

D.    MAKSUD DAN TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Secara umum Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini bertujuan untuk membekali siswa dengan pengalaman, sebenarnya dalam dunia kerja dan masyarakat. selain itu juga PRAKERIN bertujuan untuk memantapkan keterampilan yang telah diperoleh dari latihan praktek kerja, menanamkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, memperluas cakrawala pengetahuan siswa terhadap jenis – jenis pekerjaan yang ada di tempat praktek, dengan segala permasalahan yang dihadapi, serta menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan sikap mandiri.

2.      Tujuan Khusus
  1. Meningkatkan, memperluasdan memantapkan keretampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja yang sesuai dengan program studi
  2. Menumbukembangkan dan memantapkan sikap profesionalisme yang diperlukan
  3. Memberikan kesempatan kerja kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada suasana iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.
  4. Meningkatkan, memperluas dan memanfaatkan jiwa kewirausahaan
  5. Meningkatkan, memperluas, memantapkan proses penyerapan teknologi dari dunia kerja atau sebaliknya dari sekolah ke dunia kerja.
  6. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan kesesuaian pendidikan kejuruan.

E.     MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui semua proses dalam mengelola Bandara Soekarno Hatta di PT. Angkasa Pura II (Persero) :
  1. Mengetahui tentang meneliti kebenaran jumlah data penumpang pada PT. Angkasa Pura II (Persero)
  2. Mengetahui keuletan, ketekunan, disiplin, dan tepat waktu dalam bekerja dan para karyawan harus bisa menunjukan hasil kerja yang baik.
  3. Bisa memberikan kesempatan kerja kepada siswa untuk memasyarakatkan diri pada suasana iklim lingkungan kerja yang sebenarnya dan dapat menumbuhkembangkan sikap profeionalisme.
  4. Bisa meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja dan mengetahui bagaimana paersaingan dunia usaha di Indonesia atau di dunia.

F.      SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai isi laporan ini, maka penulis menyusun dan membahasnya dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I       PENDAHULUAN
Pada bab ini merupakan pengatur dan gambaran umum yang berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, pembatasan masalah, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan.
BAB II      GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini menguraikan tentang sejarah perusahaan, visi, misi, tujuan perusahaan, falsafah, struktur organisasi, bidang usaha dan investasi, kesejahteraan, anak perusahaan, pengertian akuntansi dan lampiran keputusan direksi.
BAB III    LAPORAN KEGIATAN
Pada bab ini menguraikan pelaksanaan kegiatan PRAKERIN dan hasi kegiatan PRAKERIN
BAB IV    PENUTUP
Sebagai akhir penulisan laopran ini maka bab ini membuat kesimpulan dan saran atas pokok masalah yang akan dibahas.
BAB II
DATA INSTANSI

PROFIL PT. ANGKASA PURA II (Persero)
A.    SEJARAH BERDIRINYA PT. ANGKASA PURA II (Persero)

Nama Angkasa Pura pertama kali muncul pada tahun 1962, yaitu dengan didirikannya Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran. PN Angkasa Pura Kemayoran bertugas mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 21 tanggal 17 Mei 1965, pemerintah menetapkan nama PN Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perum Angkasa Pura.  Disamping mengelola Pelabuhan Udara Kemayoran, Perum Angkasa Pura juga mengelola Pelabuhan Udara Internasional Halim Perdanakusuma sejak tahun 1974 dan Pelabuhan Udara Internasional Bali Ngurah Rai sejak tahun 1980.
Dengan selesainya pembangunan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang letaknya 20 km disebelah Barat Jakarta (yang kemudian dirubah namanya menjadi Bandar Udara Intermasional Soekarno-Hatta), pada tahun 1984 pemerintah mendirikan suatu BUMN baru untuk mengelola bandar udara tersebut yaitu Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC). Pada tanggal 13 Agustus 1984, melalui Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1984 PPUJC resmi terbentuk dan kini bernama PT. (Persero) Angkasa Pura II.
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan pada tahun 1985 PPUJC juga diserahi tugas untuk mengelola dan mengusahakan Bandar Udara Halim Perdanakusuma yang sebelumnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura. Pada tahun 1986 terjadi perubahan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II yang ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah nomor 26 Tanggal 19 Mei 1986. Hal yang sama juga terjadi pada Perum Angkasa Pura, namanya dirubah menjadi Perum Angkasa Pura I.
Dengan peraturan pemerintah nomor 10 tahun 1991 tanggal 8 Februari 1991 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Perusahaan Umum Angkasa Pura II ditetapkan, pengelolaan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Bandar Udara Supadio Pntianak dilaksanakan oleh Perum Angkasa Pura II. Dengan masuknya Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II dan Bandar Udara Supadio ke dalam pengelolaan perusahaan, maka Perum Angkasa Pura II mengelola empar bandar udara, yaitu Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Mahmud Badaruddin II (Palembang) dan Bandar Udara Supadio (Pentianak).
Pada awal tahun 1992, Angkasa Pura II sebagai sebuah BUMN yang berstatus Perum dialihkan dan ditetapkan pemerintah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan peraturan pemerintah nomo 14 tahun 1992, tanggal 17 Maret 1992. maksud dari perubahan status dari bentuk perum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) adalah dalam rangka lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha. Selanjutnya pada akte notaris Muhani Salim, SH nomor 3 tahun 1993 tanggal 2 Januari 1993 didirikan Perseroan Terbatas (Persero) PT. Angkasa Pura II, nama tersebut disingkat PT. (Persero) Angkasa Pura II. PT. (Persero) Angkasa Pura II mempunyai tugas pokok menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti seluas-luasnya dan usaha-usaha lainnya yang mempunyai hunungan dengan usaha jasa kebandarudaraan. Untuk menyelengarakan tugas pokok diatas, PT. (Persero) Angkasa Pura II mempunyai fungsi penyediaan, pengelolaan, pengusahaan serta pelayanan jasa kebandarudaraan dan bidang usaha lainnya yang mempunyai hunungan dengan usaha jasa kebandarudaraan.
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994, Bandar Udara Polonia Medan yang sebelumnya dikelola PT. (Persero) Angkasa Pura I diserahkan kepada PT. (Persero) Angkasa Pura II. Pada tanggal 9 April 1994, dilakukan serah terima pengoperasian Banda Udara Simpang Tiga Pekanbaru (sekarang Bandara Sultan Syarief Kasim II), Bandar Udara Tabing (Padang),  Bandar Udar aBalngBintang Aceh (sekarang Sultan Iskandar Muda), Bandar Udara Husein Sastra Negara (Bandung).
Saat ini ada sepuluh badara dikawasan Indonesia bagian Barat yang dikelola Angkasa Pura II, mulai dari Bandara Iskandar Muda-Banda Aceh, Polonia –Medan, Minangkabau-Ketaping, (dulunya Tabing-Padang), Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru, Kijang-Tanjung Pinang, Sultan Mahmud Badaruddin-Palembang, Supadio-Pontianak, Husein Sastranegara – Bandung, Halim Perdanakusuma-Jakarta dan Soekarno-Hatta-Tangerang. Beberapa bandara lagi juga akan diserahkan kepada Angkasa Pura II oleh Pemerintah. Beberapa bandara diperbaiki dan di tingkatkan kemampuannya. Ada yang diperluas dan ada pula yang direncanakan pemindahan lokasinya. Aceh sekarang mampu menjadi Bandara Embarkasi Haji, setelah landasannya diperpanjang dan fasilitas pendukungnya diperbaiki. Bandara Polonia yang kini berada di tengah kota dan di tengah-tengah pusat perbelanjaan sedang dipersiapkan pemindahnya ke Kuala Namu Medan. Demikian juga Palembang serta Padang dan Pontianak. Semua itu memerlukan dana yang cukup besar, dan akan semakin besar di masa-masa mendatang. Saat ini, hampir seluruh dana untuk pekerjaan tersebut berasal dari PT. (Persero) Angkasa Pura II yang diperolah dari keuntungan terbesarnya dari Bandara Soekarno-Hatta. Hal ini wajar saja, sebab sebuah bandara tidak bisa hidup sendiri, semua saling berhubungan dan saling mendukung, begitu jugan dengan pelayanan lalu lintas udaranya.
Tahun demi tahun berlalu, beberapa Direktur silih berganti memimpin perusahaan ini. Dan dengan rahmat Tuhan yang maha kuasa akhirnya pada tahun 2000 perusahaan yang kita cintai ini mencapat titik tertinggi dari usahanya dengan mendapatkan predikat AAA. Predikat tersebut mengacu kepada keputusan Menteri Keuangan Nomor 198/KMK.016/1998 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara. Dalam rapat umum pemegang saham, ada tiga aspek yang dipakai untuk mengetahui tingkat kesehatan BUMN yaitu, aspek keuangan, aspek komersial dan aspek administrasi. Nilai yang dicapai oleh PT. (Persero) Angkasa Pura II nyaris sempurna, yaitu 97. pada tahun buku 2004 dan 2005, PT. (Persero) Angkasa Pura II kembali memperoleh predikat “Sehat AAA” melalui penilaian kesehatan BUMN yang ditetapkan Kementerian Negara BUMN.
Angkasa Pura II selama dua tahun berturut-turut (2004 dan 2005) berhasil memperoleh perhargaan “BUMN Terbaik Kategori Jasa Logistik – Pariwisata – Transportasi” melalui perhelatan BUMN dan CEO BUMN Award yang diselenggarakan Kementerian Negara BUMN. Pada tahun 2006 Angkasa Pura II kembali meraih pengahargaan “BUMN Terbaik Kategori Jasa Logistik dan Pariwisata”, selain itu juga meraih penghargaan “The Best I in Good Corcorate Governance” pada acara yang sama.
Selain itu Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajibannya memberikan deviden kepada negara sebagai pemegang saham dalam perusahaan ini, dan ikut serta membantu meningkatkan kesejahteraan dan kepedulian terhadap karyawan dan keluarganya serta masyarakat umum dan masyarakat lingkungannya melalui program Corporate Social Responsibility.

B.     VISI
Visi menjadi pengelola Bandar Udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional.
C.     MISI
Misi mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.


D.    TUJUAN PERUSAHAAN
Tujuan perusahaan :
-          Menjalankan dan mendukung kebijakan dan program perusahaan dalam segmen ekonomi dan pembangunan
-          Mengumpulkan keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan bisnis kebandarudaraan yang sesuai dengan asas-asas perusahaan.
E.     FALSAFAH
Falsafah Perusahaan :
“Dengan Pelayanan Prima, Efektif dan Efisien, Dedikasi tinggu, Unggul dalam Lingkungan Internasional”

F.      STRUKTUR ORGANISASI
PT. (Persero) Angkasa Pura II dipimpin oleh direksi, yang terdiri dari :
-          Direktur Utama
-          Direktur Operasi dan Teknik
-          Direktur Keuangan
-          Direktur Komersil dan Pengembangan Usaha
-          Direktur Personalia dan Umum



G.    BIDANG USAHA
PT. (Persero) Angkasa Pura II mengelola 12 Bandar Udara di kawasan Barat Indonesia, yaitu :
-          Bandara Sultan Iskandarmuda – Banda Aceh
-          Bandara Polonia – Medan
-          Bandara Raja Haji Fisabillah – Tanjung Pinang
-          Bandara Internasional Minangkabau – Ketaping
-          Bandara Sultan Syarif Kasim II – Pekanbaru
-          Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Palembang
-          Bandara Supadio – Pontianak
-          Bandara Husein Sastranegara – Bandung
-          Bandara Halim Perdanakusuma – Jakarta
-          Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta – Tangerang
-          Bandara Depati Amir – Pangkal Pinang
-          Bandara Sultan Thaha – Jambi

PT. (Persero) Angkasa Pura II mengelola FIR (Flight Information Region) Jakarta.
Dalam rangka mengembangkan usaha dan pelayanan optimal kepada pengguna jasa bandara, PT. (Persero) Angkasa Pura II menyelenggarakan bidang usaha yang meliputi :


-          Pelayanan dibidang Aeronautika, yaitu :
·         Pelayanan jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U)
·         Pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U)
·         Pelayanan jasa penerbangan (PJP)
·         Pelayanan jasa Garbarata
·         Pelayanan Jasa Konter\

-          Pelayanan dibidang Non Aeronautika, yaitu :
·         Penyewaan ruangan, gedung, lahan dan fasilitas lainnya
·         Kegiatan Konsesioner
·         Parkir Kendaraan
·         Pas Bandara
·         Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara.
·         Periklanan dan usaha lain yang terkait

H.    FASILITAS PELAYANAN
  1. Fasilitas Pelayanan
-          Dua Unit ACC, diwilayah Jakarta dan Medan
-          Tujuh Unit Terminal Kontrol Area, di Jakarta, Medan, Palembang, Pntianak, Pekanbaru dan Bandung
-          Sepuluh Unit ADC, dimasing-masing bandara yang bernaung dibawah PT. (Persero) Angkasa Pura II
-          Cute NT, pelayanan check-in untuk penumpang di Bandara Soekarno-Hatta
-          New CNS / ATM (Communication Network Surveillance / Air Traffic Management), yaitu sistem komunikasi dan navigasi udara masa depan yang berbasis satelit

  1. Fasilitas Keselamatan dan Keamanan
-          Pemeriksaan Sekuriti berupa peralatan X-Ray, Metal Detector dan Close Circuit Television (CCTV)
-          Unit Gawat Darurat / Crisis Center
-          Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)

I.       PELUANG USAHA DAN INVESTASI
1.      Peluang Usaha
-          Penyewaan ruang untuk konsesi
-          Pertokoan
-          Tempat Rekreasi
-          Periklanan
-          Agro Bisnis
-          Pelayanan penitipan barang / bagasi
-          Tempat pameran
-          Pelayanan kargo

2.      Peluang Investasi
-          Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta menjadi kawasan bisnis
-          Kawasan Berikat untuk soft industries yang bebas polusi dan berakses internasional
-          Pembangunan Bandara Medan Baru
-          Pembangunan Bandara Ketaping
-          Pengelolaan Bahan Bakar Pesawat
-          Business Lounge
-          Argo Bisnis
-          Pemanfaatan Lahan

3.      PT. (Persero) Angkasa Pura II mengadakan kerja sama dalam :
-          Air Cargo Transshipments Village bekerja sama dngan PT. Garuda Indonesia
-          Pengelolaan Hotel Seraton Bandara
-          Pengelolaan Ground Handling
-          Golf Course


J.       KESEJAHTERAAN
1.      Kesejahteraan Pegawai
-          Dana Pensiun
-          Program Tunjangan Hari Tua
-          Jamsostek

2.      Bantuan Sosial
-          Community Center
-          Community Development
-          PUKK
-          YAZIS (Yayasan Zakat Infak dan Sodaqoh)

K.    ANAK PERUSAHAAN
PT. (Persero) Angkasa Pura II memiliki 3 (tiga) buah anak perusahaan :
  1. PT. Gapura Angkasa (Gapura)
  2. PT. PT. Angkasa Pura Schiphol (APS)
  3. PT. Purantara Mitra Angkasa Dua (PMADua)


L.     PENGERTIAN AKUNTASI
  1. Akuntansi
Akuntansi Merupakan salah satu proses pencatatan, penggolongan, perintah dan penyajian laporan mengenai transaksi yang terjadi selama periode waktu tertentu serta penafsiran terhadap hasilnya. Objek dari akuntansi yang meliputi keuangan dan kegiatan akuntansi yang meliputi kegiatan antara lain penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penafsiran.

  1. Kegunaan Akuntansi
  1. Sebagai bahan penyusunan perencanaan perusahaan
  2. Pengendalian interioris perusahaan
  3. Pengambilan keputusan bagi pihak intern
  4. Mengetahui posisi keuangan
  5. Mengetahui prospek perusahaan dimasa yang akan datang
  6. Memberikan pertanggungjawaban terhadap extern

BAB III
URAIAN MATERI

A.    PENGERTIAN PJP2U
Pelayanan Jasa Penerbangan Pesawat Udara adalah suatu bentuk pungutan yang diwajibkan kepada setiap penerbangan internasional atau domestik yang berbentuk Sticker yang berguna untuk mematuhi pertaturan yang berlaku pada perusahaan, yang apabila sticker PJP2U menghilang maka akan didenda sesuai nominal yang tertera pada sticker tersebut.
Hal ini disebabkan dengan ditetapkannya atau dibuatnya suatu keputusan akan membawa konsekuensi dan risiko dalam mengatasi masalah, kenapa? Karena penumpang membutuhkan sticker tersebut untuk menghindari denda yang akan dipertanggungjawabkan.

B.     MATERI PENELITIAN
Meneliti kegiatan pungutan PJP2U pada PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) dari penyiapan sticker sampai penyerahan sticker adalah proses yang dijalankan dengan beberapa tahap.
1.        Penyelenggaraan kegiatan pungutan PJP2U dilaksanakan oleh Dinas Pendapatan PJP2U – Divisi Pendapatan Langsung – Bidang Komersial, Kantor Cabang Utama Bandar Udara Soekarno-Hatta yang meliputi :
  1. Penerbangan Internasional
  2. Penerbangan Domestik
Kegiatan pungutan PJP2U ini dilakukan melalui jasa Airlines / Ground Handling dengan pola kerjasama.
2.        Dalam melaksanakan kegiatan ini Kepala Dinas Pendapatan PJP2U dibantu oleh PTO dan petugas pelaksana.
3.        PTO dan petugas pelaksana menerima setoran hasil pungutan dari Airlines / Ground Handling sesuai dengan dasar Passenger Manifest dengan alur sebagai berikut :
A.    Penerbangan Internasional
  1. Penyiapan sticker PJP2U dilakukan dengan prosedur usulan pengadaan sebagai berikut :
  1. Kadin Pendapatan PJP2U mengajukan surat usulan pesanan barang cetakan (sticker) ke Kadiv Pendapatan Langsung.
  2. Kadiv Pendapatan Langsung menerima usulan tersebut dan meneliti kebutuhan sticker PJP2U sesuai kebutuhan operasional, kemudian diteruskan ke Kepala Bidang Komersial untuk persetujuan lebih lanjut.
  3. Surat usulan pesanan diteruskan ke Kabid Perlengkapan untuk proses pengadaan barang.
  4. Pengadaan sticker PJP2U diproses oleh Bidang Perlengkapan, selanjutnya dibuatkan Bukti pengeluaran Barang oleh Dinas Pendapatan PJP2U untuk melaksanakan kegiatan pungutan PJP2U.
  1. Penyerahan Sticker PJP2U
  1. PTO Dinas Pendapatan PJP2U menyerahkan sticker secara berkala kepada Airlines / Ground Handling,  dan mereka bertanggung jawab dalam pendistribusiannya kepada petugas pasasi yang selanjutnya dipergunakan untuk tanda pungutan PJP2U dari penumpang.
  2. Penyerahan sticker PJP2U dibuatkan Berita Acara Serah Terima yang ditandatangani oleh petugas Airlines / Ground Handling dan PTO.
  1. Pengambilan daily flight schedule dati unit CIS setiap sore yang dilakukan oleh petugas pelaksana, dan mengelompokan data penerbangan sesuai Airlines / Ground Handling yang menangani.
  2. Airlines / Ground Handling melakukan pungutan PJP2U pada waktu pelaksanaan check in penumpang di counter dengan melaksanakan pungutan langsung terhadap penumpang pesawat udara. Setelah kegiatan check in  selesai, Airlines / Ground Handling segera menyetorkan hasil pungutan PJP2U setelah dikurangi collection fee kepada petugas pelaksana (PT. AP II) dengan melampirkan data Passenger Manifest yang sebelumnya telah diklarifkasi dan disetujui oleh kedua belah pihak. Kemudian tanda terima penyetoran / kwitansi.
  3. PTO menghitung semua hasil pungutan PJP2U dan menyetorkan kepada Bank yang ditunjuk sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan pelaksanaan pengambilan uang oleh petugas Bank. PTO menerima tanda bukti setoran Bank dan kemudian melaporkan ke Kadin Pendapatan PJP2U setiap hari dengan melampirkan rincian hasil pungutan.
  4. Kadin Pendapatan PJP2U menerima laporan hasil pungutan dan bukti setoran Bank dari petugas secata meneliti data Passenger Manifest dengan menugaskan staf dinas untuk melakukan kebenaran data Passenger Manifest.
Kadin pendapatan PJP2U setiap akhir bulan menyiapkan data Collection Fee untuk Airlines / Ground Handling dengan dasar laporan kegiatan penerbangan yang ditangani.

Penyiapan data laporan adalah sebagai berikut :
a.       Laporan harian hasil pungutan yang disampaikan ke Kadiv Pendapatan Langsung
b.      Laporan 3 harian yang disampaikan ke Kadiv Pendapatan Langsung untuk diteruskan ke Kadiv Keuangan dengan melampirkan bukti-bukti setoran Bank.
c.       Menyiapkan laporan bulanan hasil pungutan PJP2U
d.      Menyiapkan data tagihan counter
  1. Kadiv Pendapatan Langsung melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a.       Meneliti hasil pungutan PJP2U
b.      Membuat laporan harian yang ditujukan ke Kabid Komersial dengan tembusan ke Kacab dan Manajer Adm. & Komersial.
c.       Menyerahkan laporan 3 (tiga) harian ke Kadiv Keuangan dengan melampirkan bukti-bukti setoran Bank.
d.      Membuat laporan bulanan hasil pungutan PJP2U
e.       Menyiapkan surat pemberian Colletion Fee untuk Airlines / Ground Handling setelah disetujui yang bersangkutan dan diteruskan ke Kabid Keuangan dengan tembusan ke Kabid Komersial.

B.     Penerbangan Domestik
1.      Penyiapan sticker PJP2U dilakukan dengan prosedur usulan pengadaan sebagai berikut :
a.       Kadin Pendapatan PJP2U mengajukan surat usulan pesanan barang cetakan (sticker) ke Kadiv Pendapatan Langsung.
b.      Kadiv Pendapatan Langsung menerima usulan tersebut dan meneliti kebutuhan sticker PJP2U sesuai kebutuhan operasional, kemudian diteruskan ke Kepala Bidang Komersial untuk persetujuan lebih lanjut.
c.       Surat usulan pesanan diteruskan ke Kabid Perlengkapan untuk proses pengadaan barang.
d.      Pengadaan sticker PJP2U diproses oleh Bidang Perlengkapan, selanjutnya dibuatkan Bukti pengeluaran Barang oleh Dinas Pendapatan PJP2U untuk melaksanakan kegiatan pungutan PJP2U.
2.      Menyalin data penerbangan dari  Daily Flight Schedule untuk mengetahui jumlah pesawat berangkat.
3.      Penyerahan sticker PJP2U / PSC
1.      Pengadaan sticker PJP2U / PSC diadakan oleh Bidang perlengkapan sesuai dengan permintaan kebutuhan dari Bidang Komersial.
2.      Petugas Bidang Komersial mengambil sticker PJP2U / PSC dari Gudang Perlengkapan sesuai permintaan.
3.      Bidang Komersial mendistribusikan sticker PJP2U / PSC kepada Airlines / Ground Handling sesuai dengan prediksi kebutuhan yang bersangkutan untuk kebutuhan selama 1 (satu) bulan.
4.      Dengan menyebut nomor sticker PJP2U / PSC
5.      Dinas Pendapatan PJP2U mencatat penyerahan sticker kepada Kartu Kontrol Penggunaan sticker PJP2U / PSC
6.      Penyerahan sticker PJP2U / PSC kepada Airlines / Ground Handling harus memperhatikan sisa sticker PJP2U / PSC yang ada pada Airlines / Ground Handling.
7.      Dinas Pendapatan PJP2U harus membuat data perbandingan antara jumlah sticker yang diserahkan ke Airlines / Ground Handling dengan jumlah penumpang yang ada pada Pax Manifest dalam hal ini dilakukan setiap hari. Sticker PJP2U / PSC merupakan bukti pembayaran bagi penumpang, sedangkan bukti penyetoran dari Airlines / Ground Handling berdasarkan Pax Manifest, bagi Pax Transit / Transfer sticker PJP2U / PSC bukan merupakan bukti pembayaran, tapi sebagai pengganti sticker PJP2U / PSC dari kota asal.
Dengan system :
Dengan manual :
4.      Airlines / Ground Handling melakukan pungutan PJP2U pada waktu pelaksanaan check in penumpang di counter dengan melaksanakan pungutan langsung terhadap penumpang pesawat udara. Setelah kegiatan check in  selesai, Airlines / Ground Handling segera menyetorkan hasil pungutan PJP2U setelah dikurangi collection fee kepada petugas pelaksana (PT. AP II) dengan melampirkan data Passenger Manifest yang sebelumnya telah diklarifkasi dan disetujui oleh kedua belah pihak. Kemudian tanda terima penyetoran / kwitansi.
5.      PTO menghitung semua hasil pungutan PJP2U dan menyetorkan kepada Bank yang ditunjuk sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan pelaksanaan pengambilan uang oleh petugas Bank. PTO menerima tanda bukti setoran Bank dan kemudian melaporkan ke Kadin Pendapatan PJP2U setiap hari dengan melampirkan rincian hasil pungutan.
6.      Kadin Pendapatan PJP2U menerima laporan hasil pungutan dan bukti setoran Bank dari petugas secata meneliti data Passenger Manifest dengan menugaskan staf dinas untuk melakukan kebenaran data Passenger Manifest. Kadin pendapatan PJP2U setiap akhir bulan menyiapkan data Collection Fee untuk Airlines / Ground Handling dengan dasar laporan kegiatan penerbangan yang ditangani.

Penyiapan data laporan adalah sebagai berikut :
e.       Laporan harian hasil pungutan yang disampaikan ke Kadiv Pendapatan Langsung
f.       Laporan 3 harian yang disampaikan ke Kadiv Pendapatan Langsung untuk diteruskan ke Kadiv Keuangan dengan melampirkan bukti-bukti setoran Bank.
g.      Menyiapkan laporan bulanan hasil pungutan PJP2U
h.      Menyiapkan data tagihan counter
7.      Kadiv Pendapatan Langsung melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
f.       Meneliti hasil pungutan PJP2U
g.      Membuat laporan harian yang ditujukan ke Kabid Komersial dengan tembusan ke Kacab dan Manajer Adm. & Komersial.
h.      Menyerahkan laporan 3 (tiga) harian ke Kadiv Keuangan dengan melampirkan bukti-bukti setoran Bank.
i.        Membuat laporan bulanan hasil pungutan PJP2U
j.        Menyiapkan surat pemberian Colletion Fee untuk Airlines / Ground Handling setelah disetujui yang bersangkutan dan diteruskan ke Kabid Keuangan dengan tembusan ke Kabid Komersial.

FLOW CHART PUNGUTAN PJP2U INTERNASIONAL / DOMESTIK







PERSIAPAN STICKER
 


1.      Mengajukan permintaan sticker PJP2U Domestik / Internasional sesuai kebutuhan dengan membuat Surat Usulan Permintaan Barang (SUP) ke Kabid Perlengkapan.
2.      Sticker diterima oleh Kabid. Pend. PJP2U

1.      Menerima dan mencatat sticker dari Bidang Perlengkapan
2.      Menyerahkan sticker ke PTO

1.      Menerima sticker dari Dinas PJP2U
2.      Mendistribusikan sticker ke Airlines / Ground Handling dan dibuatkan berita acara.
3.      Mengambil dan mengelompokan Daily Flight Schedule

1.      Menerima sticker dari PT. AP II
2.      Melaksanakan pungutan PJP2U dan menempelkan sticker di Boarding Pass
3.      Menyetorkan pungutan PJP2U ke PT. AP II

1.      Meneliti data Passenger manifest dan menerima uang setoran PJP2U
2.      Menghitung dan memberikan collection fee kepada Airlines / Ground Handling
3.      Menyetorkan hasil pungutan ke Bank
4.      Membuat laporan rekapitulasi harian dan mengisi log book

1.      Mencocokan data Passenger manifest dengan hasil setoran dan bukti setoran Bank
2.      Meneliti laporan hasil pungutan PJP2U
3.      Menyiapkan data collection fee
4.      Menyiapkan data laporan harian, 3 harian dan bulanan
5.      Menyiapkan data tagihan Counter

1.      Meneliti hasil pungutan PJP2U
2.      Membuat laporan harian, 3 harian dan bulanan
3.      Menyiapkan surat collection fee untuk Airlines / Ground Handling
 





DINAS PEND. PJP2U
 





PTO / PELAKSANA PJP2U
 





AIRLINES / GROUND HANDLING
 





PTO PJP2U
 





KADIN. PEND PJP2U
 





KADIV PENDAPATAN LANGSUNG
 


 
C.     PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
-          Observasi
Observasi adalah perubahan atau melihat proses dari penyiapan sampai penyiapan sticker
-          Wawancara
Wawancara adalah penulisan data secara langsung dan melakukan tanya jawab kepada pembina atau karyawan yang berkaitan dengan permasalahan yang ditanya
-          Dokumentasi
Dokumentasi adalah memasukan data yang sudah didapat dari observasi dan wawancara sehingga dapat diabadikan dalam bentuk laporan yang berisi semua data dan informasi yang berkaitan dengan tugas PRAKERIN.

BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Dari uraian diatas yang telah tersusun maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pada PT. ANGKASA PURA II (Persero), terdapat beberapa proses pelayanan jasa penerbangan dimana setiap prosedur mempunyai pimpinan sebagai atasan dari masing-masing tugas.
Disetiap proses penyiapan sampai penyerahan sticker, masing-masing melakukan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsinya, bila mana terdapat kesalahan-kesalahan maka akan diberikan peringatan oleh atasannya sesuai ketentuan perusahaan.
Dengan adanya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) siswa dapat mengetahui dunia kerja secara langsung, siswa dapat berinteraksi dan berkomunikasi secara langsung dengan rekan-rekan dan pihak karyawan lainnya.

B.     SARAN-SARAN
1.      Bagi Pihak PT. ANGKASA PURA II (PERSERO)
Peran aktif perusahaan dalam kegiatan PRAKERIN dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan generasi yang akan datang dan dapat mencerminkan citra yang baik dimata masyarakat sebagai salah satu perusahaan yang memperoleh penghargaan Prima Pratama dari Departemen Perhubungan RI untuk kategori Terminal Penumpang Bandara.

2.      Bagi Pihak Sekolah
Program Praktek Kerja Industri merupakan program yang telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional, yang sudah menjadi kewajiban bagi para pelajar dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mengikuti UAS / UAN, maka penulis mengharapkan agar pihak sekolah berkomunikasi ke PT. ANGKASA PURA II (PERSERO) untuk para pelajarnya yang sedang melaksanakan PRAKERIN, supaya para pelajarnya tidak lagi kesulitan untuk mencari tempat PRAKERIN.
Koordinasi antara pembimbing dengan siswa / siswinya harus lebih diperhatikan, supaya masing-masing pihak dapat melaksanakan kewajiban dengan baik, sehingga dapat menguntungjan kedua belah pihak.

DAFTAR PUSTAKA

-          Manulang, M..Drs. 1976. Dasar-Dasar Akuntansi “Jakarta : Ghalia Indonesia
-          Sajidin, Entang, Drs. Dkk, 1999. Prinsip-Prinsip Akuntansi. Bandung : Armico.
-          Winardi, Prof. Dr. 1992. Manajemen Perkantoran dan Dasar Akuntansi. Bandung : Tarsito.
-          Jhon. Soeprihanti. 1987. Dasar-Dasar Akuntansi, Yogyakarta : Liberty
-          Indra Wijaya, I, Adam, MPA. Drs. 1980, Siklus Akuntansi. Bandung : Sinar Baru.

Lampiran